Oleh: Dahlia Krisnamurti
gayahidup - Sabtu, 3 November 2012 | 10:15 WIB
Powered by
Translate

INILAH.COM,Jakarta
- Wisata kesehatan (health tourism) merupakan perpaduan antara Medical
Tourism dan Wellness tourism yang menunjang produk unggulan khas
Indonesia bisa bersaing di pasar global dalam dunia medis.
Kini Indonesia tengah mengupayakan peningkatan kualitas layanan kesehatan baik dari segi teknologi medis hingga pengobatan tradisional untuk menarik para wisatawan singgah ke Indonesia tak hanya sekadar berlibur, namun juga belanja 'kesehatan'
"Pengembangan ke arah health tourism cukup memungkinkan bagi Indonesia, yang memiliki banyak setra wisata, infrastruktur perhotelan yang tersebar, sentra pengobatan tradisional, dan rumah sakit," kata Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Untung Suseno, dalam acara temu media heatlh Tourism Indonesia, di Kantor Kementerian Kesehatan, Jumat (2/11).
Untung menjelaskan konsep health tourism diarahkan menjadi satu core pemerintah dalam mempromosikan Indonesia. Dengan health tourism, wisatawan bisa berobat, merawat kesehatan, sekaligus mendapatkan relaksasi perjalanan wisata sebagai pendukung kesembuhan.
Pelayanan kesehatan tradisional berpotensi menjadi daya tarik untuk mengundang wisatawan asing untuk melakukan wisata kesehatan di Indonesia.
Spa asal Indonesia, lanjutnya dianggap sebagai jasa pelayanan spa terbaik di dunia. Indonesia juga sudah dinobatkan sebagai pusat spa dunia sejak dua tahun lalu.
Dalam pelayanan spa di dunia, tidak jarang kita akan menemukan spa asal Indonesia seperti Java Spa dan Bali Spa.
Ia menyontohkan saat berkunjung ke Hungaria. Di salah satu negara Eropa bagian timur itu ia menemukan Spa Bali dalam salah satu pelayanannya.
"Indonesia adalah negara dengan modalitas sumber daya tradisional terbesar di dunia, jadi potensinya memang luar biasa," ujar Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplimenter, Abidinsyah Siregar.
"Dunia saat ini menggemari back to nature, di Eropa lebih dari 60 persen pengobatan menggunakan bahan alami, di Indonesia sendiri menurut riset Kesehatan Dasar jumlah bahan alami yang digunakan dalam pengobatan lebih dari 59 persen," katanya.
Jumlah orang yang ingin berobat ke rumah sakit jauh lebih kecil daripada yang ingin menikmati layanan kesehatan promotif preventif seperti spa.
Pada 2008 World Health Organization (WHO) menyatakan 80 persen populasi di Asia dan Afrika bergantung pada obat herbal.
Untuk itu menurutnya Kemenkes mendorong rumah sakit di Indonesia untuk memadukan layanan medis dengan layanan tradisional.
Di negara lain menurut Abidin sudah banyak Rumah Sakit dan memiliki layanan untuk rehabilitasi pasien yang memadukan medis dengan spa.
"Tentunya spa medis, misalnya dengan berenang dan pijat yang bisa mempercepat kesembuhan pasien, di Indonesia sayangnya belum ada rumah sakit yang menyediakan layanan seperti itu," katanya. [mor]
Kini Indonesia tengah mengupayakan peningkatan kualitas layanan kesehatan baik dari segi teknologi medis hingga pengobatan tradisional untuk menarik para wisatawan singgah ke Indonesia tak hanya sekadar berlibur, namun juga belanja 'kesehatan'
"Pengembangan ke arah health tourism cukup memungkinkan bagi Indonesia, yang memiliki banyak setra wisata, infrastruktur perhotelan yang tersebar, sentra pengobatan tradisional, dan rumah sakit," kata Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Untung Suseno, dalam acara temu media heatlh Tourism Indonesia, di Kantor Kementerian Kesehatan, Jumat (2/11).
Untung menjelaskan konsep health tourism diarahkan menjadi satu core pemerintah dalam mempromosikan Indonesia. Dengan health tourism, wisatawan bisa berobat, merawat kesehatan, sekaligus mendapatkan relaksasi perjalanan wisata sebagai pendukung kesembuhan.
Pelayanan kesehatan tradisional berpotensi menjadi daya tarik untuk mengundang wisatawan asing untuk melakukan wisata kesehatan di Indonesia.
Spa asal Indonesia, lanjutnya dianggap sebagai jasa pelayanan spa terbaik di dunia. Indonesia juga sudah dinobatkan sebagai pusat spa dunia sejak dua tahun lalu.
Dalam pelayanan spa di dunia, tidak jarang kita akan menemukan spa asal Indonesia seperti Java Spa dan Bali Spa.
Ia menyontohkan saat berkunjung ke Hungaria. Di salah satu negara Eropa bagian timur itu ia menemukan Spa Bali dalam salah satu pelayanannya.
"Indonesia adalah negara dengan modalitas sumber daya tradisional terbesar di dunia, jadi potensinya memang luar biasa," ujar Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplimenter, Abidinsyah Siregar.
"Dunia saat ini menggemari back to nature, di Eropa lebih dari 60 persen pengobatan menggunakan bahan alami, di Indonesia sendiri menurut riset Kesehatan Dasar jumlah bahan alami yang digunakan dalam pengobatan lebih dari 59 persen," katanya.
Jumlah orang yang ingin berobat ke rumah sakit jauh lebih kecil daripada yang ingin menikmati layanan kesehatan promotif preventif seperti spa.
Pada 2008 World Health Organization (WHO) menyatakan 80 persen populasi di Asia dan Afrika bergantung pada obat herbal.
Untuk itu menurutnya Kemenkes mendorong rumah sakit di Indonesia untuk memadukan layanan medis dengan layanan tradisional.
Di negara lain menurut Abidin sudah banyak Rumah Sakit dan memiliki layanan untuk rehabilitasi pasien yang memadukan medis dengan spa.
"Tentunya spa medis, misalnya dengan berenang dan pijat yang bisa mempercepat kesembuhan pasien, di Indonesia sayangnya belum ada rumah sakit yang menyediakan layanan seperti itu," katanya. [mor]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar