Selasa, 30 Oktober 2012

"Me Time", Enggak Pakai Galau Saat Pacaran

"Me Time", Enggak Pakai Galau Saat Pacaran

Rifa Nadia Nurfuadah
Jum'at, 02 November 2012 08:02 wib
Image: college candy.
Image: college candy.
JAKARTA - Kuliah sambil menjalani hubungan jarak jauh dengan sang pacar bisa sangat menyiksa hati. Ketika kangen melanda, kita enggak bisa langsung ketemu dan menuntaskan rindu. Tapi asyiknya, kita punya banyak waktu sendiri untuk merencanakan berbagai hal dan melakukan berbagai kegiatan yang dapat mendukung tujuan hidup kita.

Nah, masa libur kuliah biasanya menjadi masa paling menyenangkan bagi para pasangan jarak jauh ini. Betapa tidak, selama sedikitnya dua bulan kita akhirnya bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan pacar yang sudah lama tidak kita temui. Intensitas pertemuan pun akan makin sering jika kita tinggal di kampung halaman yang sama.

Tetapi, tidak jarang dalam hubungan dengan pasangan, kita kerap menemui hambatan. Salah satunya kebutuhan akan waktu untuk sendiri, atau istilah lainnya "me time".  Kebutuhan ini menjadi mutlak, secinta apa pun kita pada sang pacar.

Sebenarnya, memiliki waktu untuk sendiri terkadang penting untuk mencapai kebahagiaan sejati. Kita butuh waktu sendiri untuk mengatur segala hal yang ingin kita lakukan, merencanakan masa depan, atau sekadar bersantai dan melakukan hal-hal yang kita sukai.

"Me time" adalah kunci pengembangan diri kita, yang pada akhirnya akan mengarahkan kita mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam sebuah hubungan. Jika kita enggak pernah berpisah dari sang pacar, maka hubungan kita akan kekurangan kekuatan dan kenyamanan yang hadir dengan melakukan sesuatu sendiri.

Meski memiliki waktu sendiri cukup esensial, kita masih akan merasa sulit untuk mengakui bahwa kita membutuhkan "me time", dan mendengar bahwa pacar kita tidak ingin menghabiskan waktu bersama-sama sebanyak yang kita inginkan. Untuk menghadapi kedua situasi ini, kita membutuhkan kedewasaan dan kebijaksanaan.

College Candy, Jumat (2/11/2012), melansir, untuk berdamai dengan situasi tersebut, kita bisa berkata jujur begitu keinginan untuk menyendiri muncul. Jika pacar kita mengajak kita ke sebuah pesta yang tidak terlalu ingin kita datangi, maka katakan terus terang bahwa kita enggak terlalu mood untuk pergi, tetapi katakan juga bahwa si dia harus pergi jika sangat menginginkannya.

Jika si dia memaksa ikut saat kita hang out dengan genk sahabat dekat, berilah pengertian kepadanya bahwa ini adalah sesuatu yang harus kita lakukan hanya dengan teman-teman. Kita juga sebaiknya jujur jika ingin menghabiskan akhir pekan untuk menyelesaikan tugas yang harus dikumpulkan hari Senin.

Ketika kita tidak jujur tentang keinginan mendapatkan waktu untuk sendiri ini, kita hanya membuat diri sendiri tidak bahagia. Ketidakjujuran ini juga akan menggiring kita ke diskusi yang tidak menyenangkan tentang masalah ini di masa datang.

Jika kita menjadi pribadi yang super asyik dan mengagumkan, maka pacar kita tidak akan pernah meminta waktu untuk sendiri. Tetapi, bagaimanapun juga, tidak ada satu pacar pun yang begitu hebatnya hingga mengetahui pasti apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasangannya. Jadi, jangan bertingkah menyebalkan dan menjadi emosional jika pacar kesayangan kita mau hang out dengan teman-temannya sepanjang malam minggu. Tentu kita enggak ingin menjadi pacar yang "needy" dan mengganggu, kan?

Santai saja. Terimalah kebutuhan akan ruang dan waktu untuk sendiri satu sama lain. Tetapi, jika kita merasa tersisih, diskusikan masalah ini secara dewasa. Dan jika waktu menyendiri yang dibutuhkan sang pacar hingga 24 jam sehari tujuh hari seminggu sementara jarak antara kita dengan si dia hanya satu jam perjalanan, maka hubungan itu tidak akan berhasil. Terpisah ruang dan waktu bisa menjadi masalah yang sangat serius. Berhatii-hatilah, dan tangani keduanya secara serius.(rfa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar